ORANG sering meremehkan arti sebuah nama dengan berlindung pada ucapan Shakespeare (iki bener rak ya): apalah arti sebuah nama.
Dulu aku juga berpendapat begitu, tetapi sekarang tidak lagi.
Di SD, SMP, dan SMA teman-teman memanggilku dengan nama populer Beno atau kadang-kadang di rumah Banjir.
Setelah mengembara dan menuntut ilmu di Semarang, panggilan berubah menjadi Bambang. Lalu, ada pula yang kreatif memanggil berdasarkan singkatan, BTS.
Dulu aku juga berpendapat begitu, tetapi sekarang tidak lagi.
Di SD, SMP, dan SMA teman-teman memanggilku dengan nama populer Beno atau kadang-kadang di rumah Banjir.
Setelah mengembara dan menuntut ilmu di Semarang, panggilan berubah menjadi Bambang. Lalu, ada pula yang kreatif memanggil berdasarkan singkatan, BTS.
Ketika terjun sebagai ''peternak berita'' sampai sekarang panggilan sayang (ceileee ...) dari teman-teman sekantor berubah lagi menjadi B Tri (ngejanya Betri).
Aku sih ngikut saja. Persoalannya, jika ada teman SMP menghubungi ke kantor dan menyebut nama Beno, pasti akan banyak yang kebingungan. Kecuali menyebutkan nama lengkap beserta ciri-cirinya (terutama slengekannya hehehehe ....).
Jadi, aku punya banyak nama di banyak tempat.
Aku sih ngikut saja. Persoalannya, jika ada teman SMP menghubungi ke kantor dan menyebut nama Beno, pasti akan banyak yang kebingungan. Kecuali menyebutkan nama lengkap beserta ciri-cirinya (terutama slengekannya hehehehe ....).
Jadi, aku punya banyak nama di banyak tempat.
Betri banget !
BalasHapusDirasa-rasakan, panggilan Betri lebih eksotis dan eksklusif. Rada-rada gimana gitu.
BalasHapusOrang yang nggak tahu bisa mengira kelaminnya perempuan.
jane-jane gak duwe kelamin ...
BalasHapus