' Kasturi 81 Wadya Bolo Trimakasih Kawan

Trimakasih Kawan

Terima Kasih Kawan

“ Ada tiga pribadi dalam diri kita, satu yang kita mau, dua yang kita pikir, dan tiga yang sebenarnya. Yang pertama dan kedua sangat kita kenal dibenak kita, yang ketiga tersering kita terkejut-kejut melihat dan menyadarinya “.

Entah kapan dan dimana atau dari siapa saya mendapat kalimat itu saya sudah lupa, yang jelas setelah beberapa hari mengamat-amati tulisan teman-teman di blok alumni ini, teman-temanku yang 30 tahun yang lalu pakai celana kampret (istilahnya Anto), yang kalau tersenyum terlihatlah giginya dengan warna bak ufuk dipagi hari (jingga kekuning-kuningan), sekarang dalam usia 40-an; astaga !! alhamdulillah, saya mendapat kesan kalimat tersebut sudah tidak berlaku lagi.

Ada Tahid yang menemukan dunianya dengan kesibukan bagaimana caranya agar RX420 dan sequelnya bisa terbang lebih tinggi, setinggi cita-citanya.
Ada Beno yang setia dengan jurnalisme bertendennya (maaf aku pakai istilah itu soalnya jadi ingat pelajaran sastra novel bertenden).
Ada Kisut yang menemukan kedamaian dengan melayani umatNya.
Ada Joni dan Nasih yang konsen dengan urusan ketahanan pangan dan saya yakin dia tidak percaya dengan Teori Jebakan Malthus.
Ada Ciptono yang dalam sakitnya justru mendapat ketenangan jiwa karna merasa diingatkan olehNya.
Ada Henrikus, Supriyono yang tak mau mandah terima nasib jadi pegawai tapi berjuang agar lebih berarti dengan mencipta lapangan kerja bagi orang lain.
Ada Siswadi, Mincuk, Nanang, Susilo yang konsen dengan dunia pendidikan sebagai investasi peningkatan SDM generasi muda karena dari tangan dingin para pendidik seperti mereka lah tunas-tunas kusuma bangsa akan muncul.

Pendek kata, saya mendapat keyakinan kalau teman-teman ibarat banyu wis menep , ibarat bahtera layar terkembanglah sudah, ibarat lantunan lagu dengan judul “Sekarang aku tlah melihat terang”.

Berbanding 179 derajat dengan diriku yang bak kata air di daun talas dalam duniaku (penegakan hukum) yang carut marut dan hingar bingar gak ketulungan.

Kalian telah menyadarkan diriku bahwa tidak ada terlambat untuk semuanya, toh menurut pepatah Inggris live begin at forty. Yang artinya menurutku dalam usia 40-an boleh seneng-seneng lagi, pacaran-pacaran lagi, kalau perlu kawin-kawin lagi, pokoke be happy lah (kalau salah tolong dibenerin ya, maklum aku gak pinter bhs inggris).

Selamat kawan !
Terima kasih kalian telah membuat diriku iri.
Terima kasih kalian telah membuat aku terpacu.

13 komentar :

  1. Wuah... ha... ha... ha... pengin nulis neng blog tibake arep ngnyek aku.... "kalau tersenyum terlihatlah giginya dengan warna bak ufuk dipagi hari (jingga kekuning-kuningan", untuku kuwi gawan bayi
    Awas ya ada kesempatan tak nyek genten....
    Ok deh SELAMAT BERGABUNG Mas Hakim...., semoga blog kita tambah gayeng

    BalasHapus
  2. Seneng, Mas Yusuf, ayo terus nulis opo wae ..... Bareng wis tuwo rasane kok koyo dadi enom maneh ketemu konco-konco lawas !

    BalasHapus
  3. Biyen SMP SMA sak sekolahan malah ra tau ketemu .. paling2 say hello dari jauh. Bareng wis pada2 sepuh dadi serasa dekat di hati.
    Jangan berkecil hati .. di semua korp dan institusi pasti bertebaran semua sifat manusia .. tinggal kita pandai2nya mengayuh biduk ditengah gelombang, jangan sampai terseret arus .. bener to pakdhe Jony? sesama abdi negara kita sering curhat .. ngandi wae ra tau ketok?

    BalasHapus
  4. Wah rasanya menajdi gayeng dengan kehadiran mas Yusuf sang hakim yang bijaksana. Saya terharus mas Yususf masih bisa mengingat teman-teman dengan berbagai karakternya. Selamat bergabung dan kita coba kontak lebih kerap. Salam

    BalasHapus
  5. Mas Yusuf, saya setuja setuju sama ungkapan penjenengan: hidup mulai usia 40-an, bahkan 60-an juga bisa .... atau kapan pun kita berniat menjadi ''manusia baru'' !
    Soal jurnalis bertendens, ya ada benarnya juga; selain ''mengabdi'', nunut mencari bersuap-suap nasi hehehehe ...... Tetapi bagi saya, profesi apapun muaranya adalah memayu hayuning bawono !!

    BalasHapus
  6. Matur suwun konco2 dening sampeyan2 sing mbahu rekso blok ini sami kerso nampi atur pambagyo kawulo, insyaallah saya akan sering berkunjung ke blog ini.
    Baca tulisan & komentar teman2 alumni di bok ini kok rasa-rasane adem tentrem koyo2 umurku isih podo 30 tahun kepungkur, nothing to lose, gojek2, nyek2an dadi lali hutang & tagihan ini itu.

    BalasHapus
  7. Matur suwun konco2 dening sampeyan2 sing mbahu rekso blok ini sami kerso nampi atur pambagyo kawulo, insyaallah saya akan sering berkunjung ke blog ini.
    Baca tulisan & komentar teman2 alumni di bok ini kok rasa-rasane adem tentrem koyo2 umurku isih podo 30 tahun kepungkur, nothing to lose, gojek2, nyek2an dadi lali hutang & tagihan ini itu.

    BalasHapus
  8. aku & keluarga domisili 24 di boyolali, mbok teman2 nek melintas sudilah kiranya mampir, arep tak pemeri anak2ku lan tak suguhi sego jagung.

    BalasHapus
  9. Yo, alamate ngendi .... nek mbalik Nogiri tak mampir, Mas !

    BalasHapus
  10. Mas Beno : Daleme mas Yusup gampang kok golek-golekane...
    perumahan hakim he.he.he,,

    BalasHapus
  11. Nek mampir nggone mas Yusuf, film2 lan foto2 neng hp podo dibusaki dhisik, ntar jadi ariel berikutnya deh he...3

    BalasHapus
  12. bener mas kisut, gampang kok golekane karna boyolali kota kecil.
    nek gak mau susah2 golek alamate ya mampir di kantor pengadilan negeri njuk tanya atau kon ngeterke penjaga kantor.

    BalasHapus
  13. Mas Yusuf iki mau tak pikir yen Perwira disalah satu institusi Kepolisian kita. Sebab penuturannya Jelas, Tegas, Lugas dan Blas... blas..... gitu.
    Oh.... ternyata Beliau Pak Hakim.
    Ya mat bergabung Pak Hakim, di Blog kita ini. Biar jadi rame sering2 nulis donk. Apa peristiwa pas nyidang pesakitan, atau apa yg berhubungan dng penegakan hukum. Yach sekedar untuk sharring ma kita2 ini lho mas.
    Selamat bertugas, semoga bisa menjadi Hakim yang adil, bijaksana, bisa ngayomi yang lemah, amin.

    BalasHapus