' Kasturi 81 Wadya Bolo Sama-sama Pangling Berat !

Sama-sama Pangling Berat !

MAS Petrus benar-benar membuktikan ''ancaman''-nya. Jumat pagi (14/8) beliau sudah bertandang ke gubuk saya. Sialnya, waktu itu saya sedang menjalani fit and proper test di kantor, semacam ujian atas kelayakan menduduki posisi yang saat ini dibebankan pada saya (walah, kok koyok pejabat hebat saja ya).
Siangnya, sekitar pukul 14.00 beliau kembali mencoba menemui saya. Nah, waktu itu saya sudah ada di rumah. Cuma, ketika beliau muncul di depan pintu, terus terang saya jadi terbengong-bengong: siapa ini ya ......... Meski istri saya sudah memberi tahu mengenai kedatangan beliau paginya, tetapi saya tetap saja dibuat pangling, benar-benar pangling.
Bagaimana tidak, sekarang badannya gedhe dan tegap ditambah timbre suaranya berat sekali. Ya, butuh beberapa detik untuk memastikan bahwa beliau adalah Mas Petrus Santoso alias Mas Kisut. Mungkin beliau juga pangling berat melihat manusia di depannya yang mungkin tak seperti ketika SMP dulu: kecil mungil dan clingus !
Setelah itu, obrolan mengalir lancar. Mengenai teman-teman lama, kisah perjalanan hidup, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekarang beliau menjadi Sekretaris Uskup di Semarang. Sudah dua setengah tahun ini di Semarang, dan saya berharap semoga ''kontrak''-nya diperpanjang tiga tahun lagi sehingga saya punya sahabat di Semarang (wah, doanya curang ya ....).
Sayang, obrolan tidak bisa berlangsung lama karena saya harus mengantar istri ke rumah sakit. Maaf, Mas Petrus, kami belum bisa menjamu panjenengan secara layak sebagai tamu !

2 komentar :

  1. Salam kepada Mas Kisut ya... jika berjumpa dengannya ? Gimana dengan perkembangan Istrinya Mas ? yang sabar dan jangan bosan untuk menemani ke rumah sakit ya ? hanya dengan kasih sayang dan dukungan dari teman dekat bisa menimbulkan semangat baru.. Moga cepat sembuh mas. Salam untuk Istri dan keluarga.

    BalasHapus
  2. Wah Sang jurnalis mas Beno kalau menulis begitu mengasyikkan. mas Beno saya bukan tamu, tapi teman lama sehingga gak usah merasa belum bisa menjamu layaknya tamu. Terus terang saya belum puas untuk ngobrol, tetapi saya mengerti situasi istri ma Beno. Nanti kalau udah longgar waktunya saya pasti bertandang lagi. Kapan mampir ke tempatku. he..he.he.
    salam

    BalasHapus