Waktu kecil doeloe saya masih ingat waktu bersepedaan melewati jalan di area Perluasan. Ehhh, namanaya apa masih tetap Perluasan ya. Kemudian menyusuri tepiannya alas Kethu, udara masih segar. Setidaknya napas tidak tersengal karena mungkin waktu itu masih dadi cah cilik jadi ya sepedaan dengan senang. Wonogiri yang relative tandus masih terasa. Perubahan microclimate mulai terjadi ketika bendungan Gadjah Mungkur (GM) sudah selesai terbangun. Area hijau nampaknya mulai meluas, ya barangkali sebagai kompensasi terbenamnya area hijau ditepian sungai.
Mendengar ehhh maaf membaca ada semangat penghijauan saya jadi berandai-andai, seandainya kota tertata dengan baik. Dengan masterplan yang bagus dan terjaga dengan tertib may the dream come true yoo. Serasa membayangkan berjalan di area pedestrian yang nyaman. Taman kota yang hijau rimbun, bersih rapi an tentu saja gratissss (area plinteng semar, area lapangan depan kabupaten, area alas kethu, area GM dan yang lain) Menyusuri tepian sungai yang jernih dengan jalur pedestrian dan bicycle (tepian bengawan solo dekat SMA 1 atau tepian GM). Rasanya mungkin nyaman ya. Bisa menghirup udara segar menyehatkan. Bisa menjadi arena rekreasi murah dan sehat masyarakat (termasuk untuk family building & gathering nya masyarakat) ya setidaknya mengurangi stress dengan murah (wong gratis) di jaman yang makin gersang ini.
Jadi ingat, nunggu bis North Terrace Adelaide, jalan-jalan di tepian Torrent River terus nyantai di Kingston Garden, atau duduk-duduk di tepian sungai Elbe yang tenang menghanyutkan, manggang daging kambing di tepian Rhein, melamun di St James Park yg nyambung ke Hyde Park setelah capek muter-muter di Piccadilly. Duduk nyantai sambil mijitin kaki di pinggir sungai di Chiyoda Ward setelah keliling blusukan di Imperial Palace.
Wah dadi ngoyoworo………ancen cah ndeso dadi senenge yo ndeleng tanduran sobone nang pinggir kali (padahal ora iso nglangi... :( ) Tur maneh yen nggolek panggonan dolan sing gratis hahahahahaha..... akhire ketemune yo taman karo nggirli palace.
BTW, katanya suatu survey mengatakan kalau didaerah yang lebih hijau kesehatan masyarakatnya lebih baik, tingkat stress lebih rendah. Dan yang pasti taman-taman kota (maaf taman bukan berarti bebungaan lho, tapi bisa juga pepohonan mirip hutan, atau lapangan luas dengan area bermain) bias mengurangi kesenjangan antara yg miskin dan kaya, bisa mempererat hubungan warga. Dan yang pasti investasi jangka panjang dan murah dari kota buat masyarakatnya. Setidaknya bisa sebagai imbal balik pajak ya hehehehe.......
Ok deh go green, kayaknya memang pas buat Wng ya.
Mumpung belum terlanjur terlalu jauh rasanya tata kota dan wilayah yang memanusiakan manusia di dalamnya masih bisa diatur dengan lebih baik. Jangan sampai pembangunan justru menjadikan standard hidup sehat masyarakat jadi menurun karena menjadi mahal. Jangan sampai generasi berikutnya membayar mahal hutang kerusakan lingkungan dan kesemrawutan yang kita tingalkan.
Ok go greennnnnnnnnnnnn.
Mendengar ehhh maaf membaca ada semangat penghijauan saya jadi berandai-andai, seandainya kota tertata dengan baik. Dengan masterplan yang bagus dan terjaga dengan tertib may the dream come true yoo. Serasa membayangkan berjalan di area pedestrian yang nyaman. Taman kota yang hijau rimbun, bersih rapi an tentu saja gratissss (area plinteng semar, area lapangan depan kabupaten, area alas kethu, area GM dan yang lain) Menyusuri tepian sungai yang jernih dengan jalur pedestrian dan bicycle (tepian bengawan solo dekat SMA 1 atau tepian GM). Rasanya mungkin nyaman ya. Bisa menghirup udara segar menyehatkan. Bisa menjadi arena rekreasi murah dan sehat masyarakat (termasuk untuk family building & gathering nya masyarakat) ya setidaknya mengurangi stress dengan murah (wong gratis) di jaman yang makin gersang ini.
Jadi ingat, nunggu bis North Terrace Adelaide, jalan-jalan di tepian Torrent River terus nyantai di Kingston Garden, atau duduk-duduk di tepian sungai Elbe yang tenang menghanyutkan, manggang daging kambing di tepian Rhein, melamun di St James Park yg nyambung ke Hyde Park setelah capek muter-muter di Piccadilly. Duduk nyantai sambil mijitin kaki di pinggir sungai di Chiyoda Ward setelah keliling blusukan di Imperial Palace.
Wah dadi ngoyoworo………ancen cah ndeso dadi senenge yo ndeleng tanduran sobone nang pinggir kali (padahal ora iso nglangi... :( ) Tur maneh yen nggolek panggonan dolan sing gratis hahahahahaha..... akhire ketemune yo taman karo nggirli palace.
BTW, katanya suatu survey mengatakan kalau didaerah yang lebih hijau kesehatan masyarakatnya lebih baik, tingkat stress lebih rendah. Dan yang pasti taman-taman kota (maaf taman bukan berarti bebungaan lho, tapi bisa juga pepohonan mirip hutan, atau lapangan luas dengan area bermain) bias mengurangi kesenjangan antara yg miskin dan kaya, bisa mempererat hubungan warga. Dan yang pasti investasi jangka panjang dan murah dari kota buat masyarakatnya. Setidaknya bisa sebagai imbal balik pajak ya hehehehe.......
Ok deh go green, kayaknya memang pas buat Wng ya.
Mumpung belum terlanjur terlalu jauh rasanya tata kota dan wilayah yang memanusiakan manusia di dalamnya masih bisa diatur dengan lebih baik. Jangan sampai pembangunan justru menjadikan standard hidup sehat masyarakat jadi menurun karena menjadi mahal. Jangan sampai generasi berikutnya membayar mahal hutang kerusakan lingkungan dan kesemrawutan yang kita tingalkan.
Ok go greennnnnnnnnnnnn.
Setuju berat dengan gagasan Kenang. Perlu dan harus didukung. Bisa kasih gambar-gambar ya biar lebih nyozz.
BalasHapusSoale ke tempat-tempat yang disebut itu bagiku mimpi saja belum ...
Allow Mas Kenang, wah saiki dadi wong malang ya... Nek balik wonogiri ojo lali mampir
BalasHapusIya Nang tulisanmu betul2 menginspirasi ... coba kota kita tercinta itu (sithik wae) nyonto kota2 di mancanegara ya ... alas kethu jadi hutan kota di tengah New York itu apa jenenge, lembah kreteg jurang gempal, lereng gunung gandul ditata ... wah ngimpi ... kudu dadi bupati sik pa ya. Beijing ki walaupun dianggap polusi tapi buat naik sepeda dan jalan2 jik nyamleng tenan, dengan luas jalan dan pedestrian yang (istilahe kancaku) sak-ulaika dan sak-alaihim.
BalasHapusNek Bu-Pati ketoke rada angel ya. Yen Pak-Pati sik wae piye Hid. akeh koq jagone. Piye Mas Danar pendapat sampeyan. [sapa sing kagungan no ponsel-e]
BalasHapusJustru sebenarnya penghijauan kota mestinya diutamakan, coba kita pulang sekolah dulu lewat jalan yang teduh kan enak. Hutan yg tinggal secuil aja sudah mau dibabat jadi kawasan industri, lha terus liyane piye?
BalasHapusSih, ini nomernya danar 08122609999
Nek gunung giri sudah jadi kawasan industri kan gak bisa dapat nasi bancakan meneh yo..
Hayo, yang biasa rebutan sajen sega ingkung plus telur di Gunung Giri dekat Alas kethu siapa saja ya .......
BalasHapusWah, Kenang wis ora pelit maneh. Tulisane lumayan, enak dibaca dan dimengerti, serta menambah wawasan kita semua. Ditunggu lho tulisan dan ide-ide selanjutnya.
Program Wonogiri GO GREEN ayo kita wujudkan !
mosok sih aku pelit. hehehehe
BalasHapusKalau yang kaya tulisan itu kan kamu tho Ben. Jadinya seandainya tulisannya sedikit bisa jadi pelit... hehehe. Lha kalau kekayaan tulisan sedikit ora iso menehi ki kan dadi ora pelit. wong miskin kok. ;)
BTW, kalau lihat di google earth kadang kita tratapan lho. lihat tata kota dan wilayah yang mosak-masik.
di lingkungan ilmu kebumian ada yang disebut "land use" atau tata guna lahan. Jadi lahan itu ditata sesuai kemampuannya secara fisik, mengikuti hukum alam. Nah kalau ini ditaati, maka pembangunan ini akan berkelanjutan, hidup kita aman tenteram sejahtera jauh dari marabahaya dan bencana ...
BalasHapus