' Kasturi 81 Wadya Bolo Barack Obama Aslinya Wong Wonogiri

Barack Obama Aslinya Wong Wonogiri

Oleh : Bambang Haryanto
Email : epistopress (at) gmail.com


Barack Obama itu sebenarnya asli wong Wonogiri.
Cek saja Wikipedia

Tetapi sebelum rumah saya di Kajen terancam dikrutuki batu oleh orang Kenya, orang Hawaii dan pendukung fanatik Obama dari Amerika Serikat, saya harus memberikan alasan dulu atas klaim saya di atas.

Coba ingat apa saja nama makanan Indonesia yang disebut khusus oleh Obama. Baik waktu di perjamuan makan di Istana Negara. Atau pun saat tampil di kampusnya Mas Mujtahid, di Balairung Kampus Universitas Indonesia, Depok.

Nasi goreng.
Sate.
Bakso.
Emping.
Krupuk.

Di Wikipedia, ada dua makanan dari lima tadi yang disebut menonjol sebagai makanan khas Wonogiri. Emping. Bahkan untuk bakso, lema itu berbunyi : "Makanan khas lain adalah bakso dan mie ayam Wonogiri yang memiliki citarasa khas. Makanya di Jakarta banyak sekali tukang bakso atau mie ayam dari Wonogiri, namun sayang kalau membeli di Jakarta rasanya jauh tidak enak."

Jadi, pidato Obama itu sebenarnya menunjukkan perasaan kerinduan atau keinginan dirinya untuk bernostalgia tentang Wonogiri. Mungkin saja, itu menunjukkan betapa dirinya adalah benar-benar asli wong Wonogiri.

Untuk klaim terakhir ini, kita bisa menyimak lelucon dari komedian politik AS terkenal, David Letterman. Agar saya tidak dikira sedang berbohong,merekayasa,inilah kutipannya : "President Obama went to India, South Korea, then Japan. He's going to keep traveling until he finds his birth certificate."

Kalau Anda punya waktu mengikuti perjalanan karir Obama, banyak warga AS yang meragukan Obama sebagai warga asli AS. Menurut mereka, sertifikat kelahiran Obama itu meragukan. Malah muncul kelompok bernama birther yang secara terang-terangan menyuarakan hal itu. Bahkan seperti dalam foto di bawah ini, keraguan itu dipajang sebagai baliho di jalan-jalan raya.

Ada yang menduga Obama itu asli kelahiran Kenya, tanah kelahiran bapaknya.

Yang lain bersikeras bahwa Obama itu " a citizen of Indonesia, or that because he had dual citizenship at birth (British and American), he is not a natural born citizen of the United States, which is a requirement to be President of the United States under Article Two of the United States Constitution."

Media sosial. Barangkali David Letterman sengaja tidak menyebutkan nama Indonesia. Karena ia tahu :-), sertifikat kelahiran Obama yang asli itu masih tersimpan di kantor catatan sipil Wonogiri. Kalau priyayi Wonogiri, khususnya alumni SMP Negeri 1 Wonogiri yang lama tidak menengok Kota Gandul, kantor itu kini menempati bekas lapangan tenis utara markas Polisi Sukorejo itu.

Kalau saja David Letterman menyebut Indonesia, tentu Obama akan memaksakan datang ke Wonogiri. Mungkin iya, mungkin tidak. Kalau iya, saya yakin dirinya akan mau membisiki bupati Wonogiri yang baru agar serius, seperti dirinya, benar-benar memanfaatkan media-media sosial secara masif dan efektif dalam memutar roda pemerintahannya.

Misalnya, contoh mudah, meniru Obama yang tiap minggu wajib berpidato dan mengunggah video pidatonya di Youtube. Sebelumnya, George W. Bush meluncurkan pidatonya dengan fasilitas podcast.

Bupati Wonogiri yang baru, Danar Rahmanto, semoga saya keliru, malah nampaknya belum pernah berpidato secara resmi untuk memaparkan visi dan misinya dalam memimpin Wonogiri di masa depan. Ketika dilantik, 1 November 2010, yang banyak berpidato justru gubernur Pak Bibit. Halo Mas Bupati, ayo segera beri kami rakyat Wonogiri informasi dan arahan, bagaimana Wonogiri yang Anda cita-citakan lima tahun mendatang ?

Ayolah, tak ada jeleknya untuk kebaikan, meniru yang baik dari tradisi di AS itu. Begitu dilantik pada tanggal 20 Januari 2009, Obama langsung menceritakan visi-misinya di hadapan rakyat Amerika Serikat.

Yang paling menonjol saat itu adalah dicanangkannya oleh Obama tentang era baru, era bertanggung jawab yang baru, di mana setiap warga Amerika Serikat memiliki tugas untuk diri mereka sendiri, untuk bangsanya, dan juga untuk dunia.

Kangen bakso. Obama kini sudah kembali ke Gedung Putih. Kunjungan singkatnya di Indonesia itu semoga mampu menginspirasi para sedulur Wonogiri yang jualan bakso di Jakarta. Siapa tahu, mungkin bisa ditelusur secara gethok tular, apa memang benar ada bakul bakso asal Wonogiri yang pernah melayani Obama kecil di Menteng Dalam saat dirinya bersekolah SD di Jakarta tahun 1967-1970-an itu.

Siapa tahu pula, muncul inspirasi lainnya : bakso Wonogiri segera membuka cabang di Washington. Ini bukan ide asli saya. Tetapi menuruti advis ekonom Hendri Saparini, saat di televisi usai Obama berpidato di UI (kampus saya jua) yang memunculkan wacana meng-global-kan nama-nama makanan asli Indonesia yang disebut oleh Obama sebagai "enak ya" tadi.

Alangkah menariknya, bila nanti angkring bakso asli Wonogiri bisa sliwar-sliwer, wira-wiri, di Pennsylvania Avenue, jalan di depan Gedung Putih. Siapa tahu di balik pagar akan selalu muncul teriakan panggilan : "Bakso !" Itulah suara presiden AS Barack Obama yang kangen sama bakso asli Wonogiri, dari Indonesia.

Seribu kali lebih hebat. Obama telah pergi. Tetapi gaya pidatonya dan isinya masih akan lama untuk bisa kita kenang. Saya kecipratan manfaatnya.

Sekadar cerita, kebetulan saya diundang untuk menjadi nara sumber dalam pertemuan mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Stube-HEMAT, 6-7 November 2010 di Yogyakarta. Saya diminta membawakan lima makalah. Ada tentang revolusi media, media sosial dan epistoholik, kiat menulis surat lamaran/resume, merancang yel-yel a la suporter sepakbola dan juga kiat-kiat dalam merancang pidato yang hebat.

Gara-gara Merapi meletus, acara itu ditunda. Ada berkah terselubung, ketika Obama datang dan berpidato hebat. Saking hebatnya, Lasma Siregar, teman Internet saya di Melbourne Australia kirim email tentang Greg Sheridan editor luar negeri surat kabar "The Australia" telah menulis di edisi Kamis, 11 November 2010 tentang pidato Obama di Jakarta:

"This speech was a thousand times better than Obama's first big effort with the Muslim world, in Cairo in June last year. In Indonesia, he could credibly talk about democracy and human right, about pluralism and open civil society. These were not things Obama could say in Cairo or to the Arab world more generally".

Teman saya menimpali : "(Pidato) Obama di Jakarta 1000 kali lebih hebat daripada di Cairo! (Karena) Indonesia punya demokrasi, HAM, reformasi dan kebebasan bersuara, sementara dunia Arab masih sibuk membicarakannya!"

Ethos, pathos dan logos. Kalau saja pertemuan dengan mahasiswa se-Indonesia tadi bisa terjadi, untuk menyampaikan makalah saya kini tinggal memutar video pidatonya Obama di UI tadi. Lalu bersama-sama membedahnya. Saya ingin meniliknya seperti isi surat pembaca yang saya kirim kemarin (15/11/2010) ke koran Kompas Jawa Tengah :


Dibalik Pidato Obama

Pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama (10/11/2010) memang memesona. Mungkin karena ia merasa nyaman ketika "pulang kampung," membuat pidatonya terasa menyambung dengan apa yang dipikirkan dan apa yang menjadi problema bangsa Indonesia saat ini.

Dalam ilmu berpidato Obama mempraktekkan formula ampuh, yang dikenal dengan pendekatan ethos (kredibilitas), pathos (empati) dan logos (logika). Kredibilitasnya, tentu tak diragukan lagi. Lalu dengan menyebut "Indonesia bagian dari diri saya," "sate," "bakso," "Bhinneka Tunggal Ika" sampai "Pancasila," Obama berhasil menunjukkan empati, dalam merangkul audiennya.

Setelah sukses dengan dua jurus itu, barulah ia memasukkan logika, antara lain membicarakan pelbagai isu tentang masa depan hubungan AS-Indonesia yang membutuhkan sumbangan dan peran masing-masing warganya.

Berkaca pada gaya berpidato tokoh-tokoh kita, bahkan juga pidato rutin di tempat-tempat peribadatan, yang sering lebih menonjol menomorsatukan logos.

Audien dianggap sebagai botol kosong yang hanya bisa menerima jejalan pemikiran dari sang orator. Pidato seperti itu jelas membosankan, membuat audien mengantuk, pesannya pun tidak pula masuk ke kalbu. Dampak sampingnya sering malah lucu, di mana sang orator menjadi tersinggung, lalu marah-marah.

Gaya pidato semacam ini nampaknya mencerminkan gaya kepemimpinan kuno dari pemimpin-pemimpin kita selama ini, yang merasa dirinya paling penting, paling pintar dan paling berkuasa, sementara rakyat yang harus melayani kepentingan-kepentingan mereka pula !

Bambang Haryanto
Warga Epistoholik Indonesia
Wonogiri 57612


Moga-moga bisa dimuat.

Lalu bisa menginspirasi bupati Wonogiri yang baru, untuk berpidato. Menyapa rakyatnya. Mengajaknya.

Minimal dapat mengikuti keteladanan luhur dari pemimpin demokrasi asal Birma, Aung San Suu Kyi, yang begitu bebas dari penjara rumahnya belasan tahun, yang pertama dia sampaikan adalah adalah pernyataan : "Saya akan mendengar apa kata rakyat dahulu, sebelum memutuskan langkah ke depan."



Wonogiri, 16 November 2010

12 komentar :

  1. MAU = ingin
    MAU = bersedia

    Semoga Mas Danar membaca tulisan yang bagus ini.

    BalasHapus
  2. apik'e di print out, terus dicopy rangkap 3.
    yang satu untuk arsip Kasturi '81
    yang kedua untuk arsip penulis
    dan yang ketiga ditemplek'ke neng bathuk'e Danar ......
    kenapa saya punya usul demikian???

    karena saya yaqin Danar tidak sempet ato tidak tahu alamat Blog ini.

    BalasHapus
  3. ha ha ...
    yen ramalan-e eyang Sis bener, wah memang kaco donya iki.

    BalasHapus
  4. He he aku jg jd pesimis setelah dapat info kalau FBnya dia aja bukan dia yg ngelola .. pantesan ra tau direspon. Aku merasa diapusi .. ngertio ngono emoh komen di akun-nya .. buang2 waktu saja.

    BalasHapus
  5. Aneh bae Kang Sis ki, ditempel neng bathuk yo gak iso moco lah beliaunya. Aku juga pernah negur via FB ne, wektu iku hurung ngerti nek wis jumemeng noto dadi Pak Pati, pas ketemu kesturi81, baru tahu klo gak di kelola dewe, wah dadi koyo omong karo tembok awake dewe ki. Tapi maklum lah jenenge menungso, bedo rupo, bedo pikiran bedo pandangan.

    BalasHapus
  6. Podo Mas Tahid, aku jugo wis negur neng alamat Fb, wektu iku rung ngerti nek wis dadi Pak Pati. eh rupane gak dikelola dewe. Dadine awake dewe ki koyo ngomong karo tembok yo. Tapi yo maklum lah jenenge menungso, bedo rupo bedo watak bedo pandangan.

    BalasHapus
  7. Luis Marinho Falcão, Direktur Ogilvy Interactive, pernah bilang : hal yang paling ditakuti dari bisik-bisik di dunia maya adalah perubahannyan menjadi bengokan dahsyat saat yang disasar leha-leha karena tidak mengetahuinya.

    Sumber : di sini

    Kontak ke Mas Bupati lebih efisien bila temu langsung, pakai surat, SMS atau telepon biasa.

    BalasHapus
  8. Sama seperti Mas Tahid: PESIMISTIS ......

    BalasHapus
  9. aku wis ngetung dewe .....
    100 hari pertama masa pemintahan tilas Juragan Timbul Jaya DANAR RAHMANTO ora ono perrubahan, opo meneh tidak ada usaha untuk merealisasikan janjine naliko kampanye ....
    rasah a i u e o, opomeneh ba bi bu ..
    aku arep ngajak demo rakyat karo sopir timbul jaya, tak kon pindah parkir neng lapangan ngarep Kabupaten Wonogiri.
    konco konco rasah negur opo urun cangkem lewat FB ne Danar ....
    podo karo wong gemblung, ngomyang dewe.
    hahahaha

    BalasHapus
  10. Hahaha .... Mas Siswadi ngamuk tenan iki ! :))))

    BalasHapus
  11. @BH: Bener tenanan, jarene ambisi/keinginan mendapatkan sesuatu, setelah dapat, ada kecendrungan untuk kemudian berusaha memiliki, atau merasa telah memiliki.Klo sdh dimiliki, ya kan terserah karo sing nduwe.

    BalasHapus
  12. Umpama aku ana kesempatan caturan karo Obama ngono, aku meh njaluk tulung urusana masalah2 TKW sing mbabu ana Arab Saudi kae.....!
    Mengko yen isa beres tak masakne Bakso, siiiip,.....

    BalasHapus