' Kasturi 81 Wadya Bolo OEMAR BAKRI PERGI KE TURKI

OEMAR BAKRI PERGI KE TURKI



Mendapatkan kesempatan untuk melihat Negara manca merupakan anugerah bagi setiap orang, apalagi untuk seorang guru ndeso. Dalam perspektif itulah ketika Nopember kemarin aku mendapat kesempatan untuk memfollow up MOU antara SMA Negeri 2 Wonogiri dengan Kardelen Lisesi di Gazi Osman Pasa Istanbul, Turki jadilah aku pergi ke negeri Jalaludin Rumi itu. Sebuah pengalaman perjalanan yang mengesankan.


Sebagai persiapan biar nggak ngisin-isini, dilatihlah saudara2 Oemar Bakri ini di hotel Horison di kawasan Simpang Lima Semarang agar bisa makan cara luar negeri. Terbiasa ‘muluk’, sekarang harus makan dengan tatanan yang ribet dan alat makan yang macem2, terus terang jadi nggak nyaman. Aturan standar alat makan dihabiskan dari jajaran terluar (mung arep ngemplok we aturanne kok ya neko-neko…).


Minggu, 9 Nopember 2008,Setelah mendapat tambahan pembekalan sedikit tentang Bahasa Turki pada jam 12.30 kami meluncur ke bandara Ahmad Yani, makan siang di resto padang di bandara. Sambil nunggu flight ke Jakarta dengan Garuda sempat ngenet dulu di ruang tunggu bandara.
Tiba di Cengkareng nunggu di airport untuk tujuan berikutnya Singapura . Akhirnya jam 19.05 penerbangan naik Singapore Airlines menuju Singapura, sebelumnya ketika lewat di pemeriksaan aku nyangking cindera mata guci akar wangi disuruh ngubah dari dalam kardus ke plastic kresek, katanya kalau pakai kardus harus di bagasi aja takutnya bawa bom kali (padahal wajahku lebih mirip aktor daripada teroris). Untung persediaan barang “haram” berupa lima pack rokok Dji sam soe filter sudah takkunci rapat di bagasi. Kayaknya ada 2 kali pemeriksaan termasuk paspor dan kartu keberangkatan ke luar negeri sebagai utusan Negara.
Flight Jakarta -Singapura ditempuh selama kurang lebih 40 menit, nyampailah di bandara Changi Singapura pada jam 21.40 waktu Singapura.


Bandara yang bersih dan juga tertib dalam pelayanannya meskipun terhitung ketat, jaket dan lain peralatan diperiksa dengan seksama. Suasana bandara yang nyaman, malah ada taman juga di bawah atap, gimana ya nanam dan ngrawatnya?(gumun aku...). Nunggu penerbangan ke Istanbul, nongkrong bahkan tiduran di lantai bandara yang full karpet tetap nyaman.



Pukul 23.35 waktu Singapura kita berangkat dari bandara Changi menuju ke Istanbul naik Singapore Airlines lagi dengan pramugari yang cantik dan tentu ramah.



Kita transit di Dubai setelah menempuh perjalanan selama sekitar 6 jam dari Singapura, di bandara Dubai sayang nggak sempat turun, padahal transitnya selama sekitar satu setengah jam. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju ke Istanbul Turki, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam dan akhirnya pada jam 07.10 waktu Istanbul sampailah kita di Bandara Ataturk, Istanbul Turki.



Setelah itu kita langsung naik bus menuju ke sekolah di daerah Eyub melewati beberapa tempat peninggalan kesultanan Ottoman semisal benteng-benteng tua yang meskipun tinggal puing tetap terawat dan layak jadi obyek wisata sejarah.



Di Eyup kita mengikuti Upacara penghormatan 70 tahun kematian Mustapha kemal Attaturk, acaranya Cuma hening cipta dan menyanyikan lagu kebangsaan Turki selesai. Memang luar biasa Attaturk yang satu ini, sebagai peletak ideologi sekular, kalau orang Turki ditanya siapa presidennya, jawab mereka “ Mustafa kemal Attaturk “ , “ lha presiden yang sekarang ? “, kata mereka itu cuma pengganti Attaturk. Ketika kita beli SIM Card dan roti sebesar paha(tentu paha orang, bukan paha jangkrik) , komunikasi meskipun dengan bahasa Inggris ternyata sulit juga nyambungnya. Secara umum bahasa Inggris mereka terhitung pas-pasan, termasuk polisinya karena bahasa utama mereka adalah Bahasa Turki, jadinya kita transaksi pake bahasa Tarsan dan pake alat sakti untuk tawar menawar namanya “Kalkulator”, yang penting jual beli terjadilah. Pulsa 9 dolar dan roti segede paha perbiji sekitar 1 Yeni Turk lirasi (YTL, kurs sekitar 8 ribu rupiah). Habis itu kita menuju hotel untuk check in, Sarapan pagi jam 11.30 waktu Istanbul, menunya roti tawar, margarine,Yogurt, tomat, mentimun, buah Zaitun dan beberapa menu lain yang gak membangkitkan selera makan orang jawa (kalo gak makan nasi artinya belum sarapan...).



Istirahat sejenak lalu jam 14.30 kita berangkat ke kantor dinas pendidikan wilayah Eyup untuk mengadakan audiensi dengan kepala Dinas Pendidikan Eyup Mr. Gusamettin Erdogan. Pertemuan sampai dengan jam 16.30 dilanjutkan jamuan minum di Pierre Lotti sembari melihat terusan yang memisahkan Benua Asia dan Eropa. Dengan suhu sekitar 10 derajat Celsius, menikmati segelas kopi Turki dipadu sebatang rokok Dji Sam Soe thik ya nikmat ya. Jam 17.30 kita menuju ke kawasan masjid Osmani yang digunakan juga untuk sekolah semacam pesantren dengan dana dari pengusaha di sana. Kita makan siang sekaligus malam dengan menu Turki plus nasi yang kaya nasi uduk dan yang pasti bikin perut kenyang (Porsi makan di Turki memang jumbo, kalo di Nogiri porsi tukang macul lah). Paduan menu kebab daging sapi dicampur terong, wah kayaknya lebih enak kalo terongnya disayur lodeh. Sampai sekitar jam 20.30 lalu kembali ke hotel.

0 komentar " OEMAR BAKRI PERGI KE TURKI ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar