Saya senang dengan ungkapan seperti:
Seorang penyair mengatakan "kata" itu "mantra".
Sebuah kata lahir tentu dari proses yang sangat lama, apalagi sebuah ungkapan.
Ibarat keris: lama mengukirnya, makin kuat tuahnya.
Jangan sia-siakan sebuah kata.
Untuk menembus dunia tanpa batas ini, seringkali diperlukan tiket
"tidak ada makan siang yang gratis" begitu kata orang
menjadi member, kadang disyaratkan agar kita diterima
pada suatu komunitas.
- Jer basuki mawa bea
- Sapa temen bakal tinemu
- Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit
- Siapa menanam, ia mengetam
- Pengalaman adalah guru yang terbaik
Seorang penyair mengatakan "kata" itu "mantra".
Sebuah kata lahir tentu dari proses yang sangat lama, apalagi sebuah ungkapan.
Ibarat keris: lama mengukirnya, makin kuat tuahnya.
Jangan sia-siakan sebuah kata.
Untuk menembus dunia tanpa batas ini, seringkali diperlukan tiket
"tidak ada makan siang yang gratis" begitu kata orang
menjadi member, kadang disyaratkan agar kita diterima
pada suatu komunitas.
Zaman sekarang kata-kata ''mutiara'' itu telah terpatahkan ke-''sakti''-annya.
BalasHapus@ Jer basuki mawa beya: ini diselewengkan jadi sogok, pungli, korupsi, dan sejenisnya.
@ Sapa temen bakal panen: iso ketinggalan.
@ Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit: kesuwen, kan ono teknologi.