Sungguh tak pernah saya duga bisa bertemu, bercakap dan gegojekan dengan mas Jarot bin Sutarman Tjitroatmojo di Semarang. Tak terbayangkan pula duduk sembari nyruput wedang dongo bersama seorang Romo gaul dan jurnalis level atas Suara Merdeka. Saya masih heran, betapa cepat waktu terlewati, metamorfosapun terjadi atas diri kita masing-masing, luar biasa...Jarot yang saya kenal adalah Jarot yang Ja'im (kalo nggak boleh dibahasakan Kemaki) ternyata sekarang menjadi seorang yang pintar menyenangkan hati orang (pagi setelah pertemuan malam itu dia nelpon ngucapin terima kasih atas kesediaan kami nemenin nunggu bis jurusan Solo). Beno yang dulu saya pikir orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri ternyata adalah seorang yang luar biasa care terhadap orang lain, tentu dengan gayanya sendiri, Kisut yang dulu saya nggak terlalu dekat dan rasanya juga agak introvert( sorry Romo ) sekarang menjelma menjadi seorang teman yang menyenangkan, gaul dan penuh perhatian. Dua oknum terakhir ini memang harus saya acungi 5 jempol atas perhatian mereka ketika ada tamu ndeso datang ke Semawis, perjuangan mereka untuk ketemu dan menjamu sungguh menjadikan saya malu hati. Tidak tanggung-tanggung saya ngebel jam 10 malam dan dalam hitungan detik, beno dan kisut sudah datang menjemput. Langsung saya diajak untuk wedangan, tidak asal warung yang didatangi, tapi saya dijamu bak seorang Raja ke sebuah Istana di jalan Pemuda ....yaitu Istana Wedang...Whatever thank's berat buat kasturi Semawis yang di tengah kesibukan dan padatnya agendanya berkenan menservis sebegitu luar biasa. Bagi teman-teman lain yang ke semarang, don't miss it, silakan kontak Beno ataupun kisut, dijamin anda pasti puassssssssssssss.
Dijamu bak seorang Raja
Dibandel Ulang oleh:
Alumni SMPN 1 Wonogiri
-
Jumat, Februari 12, 2010
Sungguh tak pernah saya duga bisa bertemu, bercakap dan gegojekan dengan mas Jarot bin Sutarman Tjitroatmojo di Semarang. Tak terbayangkan pula duduk sembari nyruput wedang dongo bersama seorang Romo gaul dan jurnalis level atas Suara Merdeka. Saya masih heran, betapa cepat waktu terlewati, metamorfosapun terjadi atas diri kita masing-masing, luar biasa...Jarot yang saya kenal adalah Jarot yang Ja'im (kalo nggak boleh dibahasakan Kemaki) ternyata sekarang menjadi seorang yang pintar menyenangkan hati orang (pagi setelah pertemuan malam itu dia nelpon ngucapin terima kasih atas kesediaan kami nemenin nunggu bis jurusan Solo). Beno yang dulu saya pikir orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri ternyata adalah seorang yang luar biasa care terhadap orang lain, tentu dengan gayanya sendiri, Kisut yang dulu saya nggak terlalu dekat dan rasanya juga agak introvert( sorry Romo ) sekarang menjelma menjadi seorang teman yang menyenangkan, gaul dan penuh perhatian. Dua oknum terakhir ini memang harus saya acungi 5 jempol atas perhatian mereka ketika ada tamu ndeso datang ke Semawis, perjuangan mereka untuk ketemu dan menjamu sungguh menjadikan saya malu hati. Tidak tanggung-tanggung saya ngebel jam 10 malam dan dalam hitungan detik, beno dan kisut sudah datang menjemput. Langsung saya diajak untuk wedangan, tidak asal warung yang didatangi, tapi saya dijamu bak seorang Raja ke sebuah Istana di jalan Pemuda ....yaitu Istana Wedang...Whatever thank's berat buat kasturi Semawis yang di tengah kesibukan dan padatnya agendanya berkenan menservis sebegitu luar biasa. Bagi teman-teman lain yang ke semarang, don't miss it, silakan kontak Beno ataupun kisut, dijamin anda pasti puassssssssssssss.
Hhhhhmmm.... good good good..., memang 2 oknum Kasturi Semarang ini very good. Setidaknya sudah banyak teman yang terpuaskan olh beliau berdua waktu datang ke Semarang...
BalasHapusMas Kisut dan Mas Beno kuwi kan legan golek momongan, Kalau mas Anto wis nduwe momongan ngaku legan.....ha...ha. Pengalaman mereka "berburu teman" luar biasa.
BalasHapusKalau kembali masa SMP rasanay memang lucu; tapi itulah masa kecil kita yang pasti merupakan kekayaan kita. Dan semuanya sudah berubah ke arah yang positif. Maka usaha kaya adalah bagaimana sekarang ini kita mencoba untuk bersama-sama membangun KASTURI 81 semakin berarti bagi kita ( KASTRI 81 ) dan KASTURI lainnya.
BalasHapusBanyak terima kasih mas Susilo dan Mas Jarot yang sudah berkenan untuk bertandang ke Semarang.
Benar kata mas Djoni , kalau kami berdua adalah wong legan , tapi mas Beno masih punya momongan lho he..he.he..
Siapa yang ke Semarang silahkan kontak kami. Maaf untuk yang cewek gak bisa nemani soalnya kita takut sama suami he..he..he... khan Lowo ijo ( mas Beno dan saya ) kalau keluar kan malam
salam
yang say amaksud dengan yg cewek gak bisa nemeni adalah ; kasturi Semarang yng cewek-cewek gak bisa nemeni teman-temin yg ke smg, krn biasanya pertemuanya malam sampai subuh he.he..he..
BalasHapusMas Susilo terlalu berlebihan. Bagi saya dan Mas Kisut, teman adalah anggota keluarga yang wajib dilayani dengan sepenuh hati. Kalau punya uang, ya ditraktir ..... kalau pas bokek, ya cukup diajak mubeng-mubeng (ben mumet) sembari ngobrol.
BalasHapusTul mas Beno, siapapun keluarga besar KASTURI akan kami sapa entah dengan cara apa , seturut kemampuan kami.
BalasHapusmas beno yang berlebihan, kalo aku diubeng-ubengke sembari ngobrol malah ilang mumete...he.he.he...
BalasHapusMenyenangkan sekali ... tak lihat2 dan tak rasak2 ke setelah tambah tuo rata2 kita sudah menemukan jatidiri dan wisdom masing2 ... aku juga pernah ditelpon Jarot ... jauh berbeda dengan "gayanya" waktu kecil yang "berkelas".
BalasHapusSekali lagi salut buat semua teman ... mengharukan sekali!
Betul, Mas Tahid, semua berubah. Yang dulu tampak kemlinthi, sekarang sudah tidak lagi. Lha yang dulu ketok kalem, sekarang malah ndugal hahahahahaha .....
BalasHapussing ndugal mbok disebutne mas,,,,, ben ngko tak laporke karo pak Diarko, kersani didukani.
BalasHapustenanan iki !!!!
Sing ugal-ugalan contone yo putrane Pak Diarko dhewe, Mas Kisut, Mas Joni, ....... diaturke Pak Diarko kareben disetrap nari opo nyanyi telung jam nonstop !
BalasHapusseneng sih bisa denger temen2 pada ngumpul, alangkah senengnya kalo semakin hari semakin banyak temen2 yang gabung, pasti tambah semarak. pokok e aku tunggu sopo wae sing neng Bali harus ngabari. Mas Sis, aku jangan dilaporkan ma pak Diarko ya, wis lali carane nari minak jinggo kae.... aku kan sempat jadi asisten bapak he....he....
BalasHapus@Mas Beno : mosok aku diarani ndugal ??? wong alim banget je he..he..he......
BalasHapusSing dugal ki sakjane mas Beno, ning ora kethok he..he..he....
lhaaadalaah...... rak tenan to!
BalasHapuswis wis ra sido wae, olehe matur laporan pak Diarko.
wis mesti do didukani kabeh, lha iku mas beno karo mas djoni kuwi wong arep pelajaran menari tapi pagoda pastilles kagungane pak Diarko malah di delikne.
iku rak sok diagem nggameli awak'e dewe yen latihan nari kae to!!!!